Sabtu, 28 April 2018

SISTEM SOSIAL DAN STRUKTUR SOSIAL



SISTEM SOSIAL
            Dalam  kehidupan kita haruslah saling berdampingan satu sama lainnya, memang mengingat dengan benar bahwa manusia dikodratkan sebagai makhluk sosial. Dari sini pula makhluk sosial terbentuk kedalam suatu sistem yang disebut dengan sistem sosial. Sistem yang ada pada sistem sosial bukan hanya membentuk suatu usaha yang berbentuk organisasi sosial, kesatuan sosial, atau kolektivitas sosial.
Akan tetapi sistem yang ada pada sistem sosial merupakan perpaduan serta kombinasi yang ada untuk diterapkan pada semua tingkatan organisasi sosial yang berbuntut ada bangsa ini sendiri.
Begitu banyak yang dibicarakan oleh teori sosial sebenarnya sangan berdampak pada kehidupan sosial sendiri. Karena sebuat tatanan yang ada pada sistem sosial akan menjadi tolak ukur terwujudnya proses sosial.
Pada sistem sosial tentu saja sangat berbeda jauh dengan sistem yang ada pada system atomic, system mokuler, atau system galatik. Hal ini dilihat dari pembentukan yang terjadi pada sistem sosial. Sistem sosial terbentuk karena usaha suatu kelompok orang tertentu, saling beriteraksi, serta mempengaruhi satu sama lain.
Pada sistem sosial sendiri dikenal beberapa teori sistem sosial, salah satunya ialah teori sosial  focal system. Teori tersebut pertama kali dikemukakan oleh Arthur Koestler mengemukakakan bahwa setiap kesatuan yang ada dan terjadi secara bersamaan merupakan satu kesatuan yang memilki bagian dari kesatuan yang lebih besar.
Sedangkan orang yang paling giat mengembangkan teori sistem adalah Niklas Luhman dan Kenneth Bailey. Akan tetapi sebelum keduanya Walter Buckley sudah lebih dulu mengungkapkan teorinya.
Menurut Buckley, ada beberapa manfaat menggunakan teori sistem, yakni:
  1. penerapannya bisa dilakukan pada perilaku sosial dan siste m sosial
  2. memilki skala subyektif
  3. keberagaman spek sosial selalu menjadi pembahasan inti
  4. Keseluruhan aspek dipandang dalam konteks proses khususnya terkait dengan jaringan informasi dan komunikasi
  5. Bersifat integratif

A.   PENGERTIAN SISTEM SOSIAL
Sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai subsistem sosial yang saling mengalami ketergantungan dan keterkaitan. (Teori Sibenertika Parson).

Sistem sosial sebagai suatu sistem yang hidup dan sistem kehidupan. Dapat juga ditinjau sebagai sistem buatan manusia diakrivitas berabtraksi yang menggambarkan sesuai dengan sifat organik. Dilihat dari sudut ekstensinya, sitem-sistem sosial itu hidup karena adanya transfer energi maupun adanya pertukaran informasi antar unsur (komponen) dan merupakan sistem terbuka.
Keseluruhan isi sistem-sistem sosial yang bersifat kongrit atau abstrak (kesadaran, persepsi, dll) merupakan karya maha pencipta, kemudian oleh manusia diubah, dikelola, diabstrasikan kembali dalam konsep-konsep menurut kebutuhannya sendiri.
Selain itu sistem sosial merupakan sejumlah kegiatan atau sejumlah orang yang hubungan timbal baliknya kurang lebih bersifat konstan.
  1. Dalam setiap sistem sosial ada sejumlah orang dan kegiatannya
  2. Orang-orang atau kegiatannya berhubungan secara timbal balik
  3. Hubungan yang bersifat timbal balik ini bersifat konstan.
     sistem sosial bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya,
     sistem sosial itu diciptakan oleh manusia, dipertahankan, dan malah diubah atau digantikan oleh manusia.
     sistem sosial mempengaruhi perilaku manusia.
Memahami sistem sosial ialah proses belajar mengenali, menganalisis dan mempertimbangkan eksistensi dan perilaku organisasi dan institusi sosial kemasyarakatan dalam berbagai ranah kehidupan manusia. Peran manusia di sini lebih dilihat sebagai makhluk sosial dan bagian dari kelompok kepentingan, bukan sebagai individu. Ketika kita mengamati suatu fenomena sosial, maka sebenarnya kita sedang mencerna realitas kehidupan yang membawakan kondisi sistem masyarakat tertentu yang sedang bekerja, berusaha tetap langgeng, dan seringkali berbenturan dengan sistem-sistem lainnya. Sistem ini mencirikan karakteristik sifat, tata nilai, ukuran, kualitas dan kedudukan relasional di dalam dan antarsistem. Oleh karenanya, fenomena sosial pada hakikatnya adalah proses dialog, transaksi dan negosiasi sejumlah sistem sosial pada konteks waktu dan tempat tertentu.

B.   UNSUR-UNSUR SISTEM SOSIAL
ada 10 unsur sistem sosial:
1.    Keyakinan (pengetahuan)
2.    Perasaan (sentiment)
3.    Tujuan
4.    Norma
5.    Status dan peranan
6.    Tingkatan atau pangkat (rank)
7.    Kekuasaan atau pengaruh (power)
8.    Sanksi
9.    Sarana atau fasilitas
10. Tekanan ketegangaan (stress strain)

C.   FUNGSI SISTEM SOSIAL
Menurut ANkie M.M. Hoogvelt, ada 4 fungsi sistem sosial:
1.    Fungsi Adaptation (Adaptasi)
Sistem sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi.
2.    Fungsi Goal Attainment (Pencapaian Tujuan Yang Diharapkan)
Tujuan individu harus menyesuaikan dengan tujuan sosial yang lebih besar agar tidak bertentangan dengan tujuan-tujuan lingkungan sosial.
3.    Fungsi Integration (Integrasi/Kebersamaan)
Menunjukkan adanya solidaritas sosial dari bagian-bagian yang membentuknya serta berperannya masing-masing unsure tersebut sesuai dengan posisinya. Integrasi hanya bias terwujud jika semua unsure yang membentuk sistem tersebut saling menyesuaikan.
4.    Fungsi Latent Pattern Maintance (Pemeliharaan Pola Latent).

STRUKTUR SOSIAL
Struktur sosial berasal dari kata structum yang berarti menyusun, membangun untuk sebuah gedung dan lebih umum dipakai istilah konstruksi yang berari kerangka. Kata konstruksi memang tidak lazim untuk bangunan masyarakat, sebagai istilah ilmiah dipakai kata struktur sosial.

Pengertian struktur sosial menurut pendapat para ahli.

– Soerjono Soekanto: struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial.

– E. R. Lanch: cita-cita tentang distribusi kekuasaan diantara individu dan kelompok sosial.

– Raymond Flirth: pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga di mana orang banyak tersebut ambil bagian.

Dari definisi tersebut diatas disimpulkan bahwa struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, yang di dalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat
Dalam hal ini struktur sosial dapat horizontal maupun vertikal susunannnya.Contoh struktur sosial yang Horizontal adalah kelompok pria dan kelompok wanita, atau kelompok orang beragama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Cirinya masing-masing dalam kelompok tersebut tidak bertingkat, artinya di masyarakat kedudukannya sama. Sedangkan contoh Sruktur sosial yang vertikal adalah kelompok orang kaya dan kelompok orang miskin, hal ini jelas menunjukkan kedudukan yang berbeda dalam masyarakat.Orang kaya berada di tempat yang lebih tinggi daripada orang miskin.

Struktur sosial muncul karena adanya dua unsur berikut yaitu : 
  1. individu, dalam hal ini individu adalah sebagai pembentuk masyarakat sekaligus pembentuk struktur sosial, Jika tidak ada individu-individu maka tidak mungkin ada masyarakat
  2. interaksi, interaksi antar individu dalam masyarakat akan membentuk struktur sosial, tanpa adanya interaksi maka struktur sosial tidak mungkin terbentuk
Ciri-ciri Struktur Sosial :
Ciri-ciri struktur sosial secara umum:
a)      Bersifat abstrak, artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba. Struktur sosial disini merupakan hierarki kedudukan dari tingkatan yang tertinggi sampai yang terendah, berfungsi sebagai saluran kekuasaan dan pengaturan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
b)      Terdapat dimensi vertikal dan horizontal, struktur sosial pada dimensi vertikal adalah hierarki status-status sosial dengan segala peranannya sehingga menjadi satu sistem yang tidak dapat dipisahkan dari struktur status yang tertinggi hingga struktur status yang terendah. Sedangkan pada struktur sosial yang memiliki dimensi harizontal, seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok sosial yang memiliki karakter sama.
c)      Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat, artinya proses sosial yang terjadi dalam suatu struktur sosial termasuk cepat lambatnya proses itu sendiri sangat dipengaruhi oleh bagaimana bentuk struktur sosialnya.
d)     Merupakan bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat, artinya struktur sosial yang dimiliki suatu masyarakat berfungsi untuk mengatur berbagai bentuk hubungan antarindividu di dalam masyarakat tersebut.
e)      Struktur sosial selalu berkembang dan dapat berubah, struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian, yaitu dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan perkembangan, serta dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian stabilitas, keteraturan, dan integrasi sosial yang berkesinambungan, sebelum terancam proses ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat. Pada ciri yang kelima ini dalam sosiologi sering digunakan untuk melukiskan keteraturan sosial atau keteraturan elemen-elemen dalam kehidupan masyarakat.

Fungsi Struktur Sosial ada 3 yaitu :
  1. Fungsi identitas, yaitu sebagai penegas identitas yang dimiliki suatu kelompok
  2. Fungsi kontrol yaitu untuk mengontrol individu yang berada dalam struktur sosial tertentu
  3. Fungsi pembelajaran, yaitu dengan adanya struktur sosial individu dapat belajar melalui interaksi yang terjadi di dalamnya



Tiga bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial
Berikut ini adalah tiga bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial dan budayanya seperti yang dikemukukan oleh Selo Soermardjan
a. Masyarakat sederhana, ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat sederhana adalah sebagai berikut:
1) Ikatan keluarga dan masyarakatnya sangat kuat.
2) Organisasi sosial berdasarkan tradisi turun-temurun.
3) Memiliki kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan gaib.
4) Tidak memiliki lembaga-lembaga khusus, seperti lembaga pendidikan.
5) Hukum yang berlaku tidak tertulis.
6) Sebagain besar produksi hanya untuk keperluan keluarga sendiri atau untuk pasaran dalam skala kecil.
7) Kegiatan ekonomi dan sosial dilakukan secara gotong royong.

b. Masyarakata madya, ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat madya adalah sebagai berikut:
1) Ikatan keluarga masih kuat, tetapi hubungan dengan masyarakat setempat sudah mengendor.
2) Adat istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh luar.
3) Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga kepercayaan-kepercayaan pada kekuasaan kekuatan gaib baru timbul apabila orang mulai kehabisan akal untuk menanggulangi suatu masalah.
4) Timbulnya lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutan.
5).    Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
6) Memberi kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi dalam struktur masyarakat.
7) Gotong royong hanya untuk keperluan di kalangan tetangga dan kerabat, sedangkan kegiatam ekonomi dilakukan atas dasar uang.

c. Masyarakat modern, ciri-ciri struktur sosial dan budaya masyarakat modern adalah sbegaia berikut ini:
1) Hubungan sosial didasarkan atas kepentingan pribadi.
2) Hubungan dengan masyarakat lainnya sudah terbuka dan saling mempengaruhi.
3) Kepercayaan terhadap ilmu kengatahuan dan teknologi sangat kuat.
4) Terdapat stratifikasi sosial atas dasar keahlian.
5) Tingkat pendidikan formal tinggi.
6) Hukum yang berlaku sudah hukum tertulis.
7) Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar