SISTEM
SOSIAL
Dalam
kehidupan kita haruslah saling
berdampingan satu sama lainnya, memang mengingat dengan benar bahwa manusia
dikodratkan sebagai makhluk sosial. Dari sini pula makhluk sosial terbentuk kedalam
suatu sistem yang disebut dengan sistem sosial. Sistem yang ada pada sistem
sosial bukan hanya membentuk suatu usaha yang berbentuk organisasi sosial,
kesatuan sosial, atau kolektivitas
sosial.
Akan tetapi sistem yang ada pada sistem sosial
merupakan perpaduan serta kombinasi yang ada untuk diterapkan pada semua
tingkatan organisasi sosial yang berbuntut ada bangsa ini sendiri.
Begitu banyak yang dibicarakan oleh teori sosial
sebenarnya sangan berdampak pada kehidupan sosial sendiri. Karena sebuat tatanan
yang ada pada sistem sosial akan menjadi tolak ukur terwujudnya proses sosial.
Pada sistem sosial tentu saja sangat berbeda jauh
dengan sistem yang ada pada system atomic, system mokuler, atau
system galatik. Hal ini dilihat dari pembentukan yang terjadi pada sistem
sosial. Sistem sosial terbentuk karena usaha suatu kelompok orang tertentu,
saling beriteraksi, serta mempengaruhi satu sama lain.
Pada sistem sosial sendiri dikenal beberapa teori
sistem sosial, salah satunya ialah teori sosial focal system. Teori
tersebut pertama kali dikemukakan oleh Arthur Koestler mengemukakakan bahwa
setiap kesatuan yang ada dan terjadi secara bersamaan merupakan satu kesatuan
yang memilki bagian dari kesatuan yang lebih besar.
Sedangkan orang yang paling giat mengembangkan teori
sistem adalah Niklas Luhman dan Kenneth Bailey. Akan tetapi sebelum keduanya
Walter Buckley sudah lebih dulu mengungkapkan teorinya.
Menurut Buckley, ada beberapa manfaat menggunakan
teori sistem, yakni:
- penerapannya bisa dilakukan pada perilaku sosial dan siste m sosial
- memilki skala subyektif
- keberagaman spek sosial selalu menjadi pembahasan inti
- Keseluruhan aspek dipandang dalam konteks proses khususnya terkait dengan jaringan informasi dan komunikasi
- Bersifat integratif
A. PENGERTIAN SISTEM SOSIAL
Sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai
subsistem sosial yang saling mengalami ketergantungan dan keterkaitan. (Teori
Sibenertika Parson).
Sistem sosial sebagai suatu sistem yang hidup dan
sistem kehidupan. Dapat juga ditinjau sebagai sistem buatan manusia diakrivitas
berabtraksi yang menggambarkan sesuai dengan sifat organik. Dilihat dari sudut
ekstensinya, sitem-sistem sosial itu hidup karena adanya transfer energi maupun
adanya pertukaran informasi antar unsur (komponen) dan merupakan sistem
terbuka.
Keseluruhan isi sistem-sistem sosial yang bersifat
kongrit atau abstrak (kesadaran, persepsi, dll) merupakan karya maha pencipta,
kemudian oleh manusia diubah, dikelola, diabstrasikan kembali dalam
konsep-konsep menurut kebutuhannya sendiri.
Selain itu sistem
sosial merupakan sejumlah
kegiatan atau sejumlah orang yang hubungan timbal baliknya kurang lebih
bersifat konstan.
- Dalam setiap sistem sosial ada sejumlah orang dan kegiatannya
- Orang-orang atau kegiatannya berhubungan secara timbal balik
- Hubungan yang bersifat timbal balik ini bersifat konstan.
– sistem sosial bukan sesuatu yang ada dengan
sendirinya,
– sistem sosial itu diciptakan oleh manusia, dipertahankan,
dan malah diubah atau digantikan oleh manusia.
– sistem sosial mempengaruhi perilaku manusia.
Memahami sistem sosial
ialah proses belajar mengenali, menganalisis dan mempertimbangkan eksistensi
dan perilaku organisasi dan institusi sosial kemasyarakatan dalam berbagai
ranah kehidupan manusia. Peran manusia di sini lebih dilihat sebagai makhluk
sosial dan bagian dari kelompok kepentingan, bukan sebagai individu. Ketika
kita mengamati suatu fenomena sosial, maka sebenarnya kita sedang mencerna
realitas kehidupan yang membawakan kondisi sistem masyarakat tertentu yang
sedang bekerja, berusaha tetap langgeng, dan seringkali berbenturan dengan
sistem-sistem lainnya. Sistem ini mencirikan karakteristik sifat, tata nilai,
ukuran, kualitas dan kedudukan relasional di dalam dan antarsistem. Oleh
karenanya, fenomena sosial pada hakikatnya adalah proses dialog, transaksi dan
negosiasi sejumlah sistem sosial pada konteks waktu dan tempat tertentu.
B. UNSUR-UNSUR SISTEM SOSIAL
ada 10 unsur sistem sosial:
1. Keyakinan (pengetahuan)
2. Perasaan (sentiment)
3. Tujuan
4. Norma
5. Status dan peranan
6. Tingkatan atau pangkat (rank)
7. Kekuasaan atau pengaruh (power)
8. Sanksi
9. Sarana atau fasilitas
10. Tekanan ketegangaan (stress strain)
C. FUNGSI SISTEM SOSIAL
Menurut ANkie M.M. Hoogvelt, ada 4
fungsi sistem sosial:
1. Fungsi Adaptation (Adaptasi)
Sistem sosial harus
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi.
2. Fungsi Goal Attainment (Pencapaian Tujuan Yang Diharapkan)
Tujuan individu
harus menyesuaikan dengan tujuan sosial yang lebih besar agar tidak
bertentangan dengan tujuan-tujuan lingkungan sosial.
3. Fungsi Integration (Integrasi/Kebersamaan)
Menunjukkan adanya
solidaritas sosial dari bagian-bagian yang membentuknya serta berperannya
masing-masing unsure tersebut sesuai dengan posisinya. Integrasi hanya bias
terwujud jika semua unsure yang membentuk sistem tersebut saling menyesuaikan.
4. Fungsi Latent Pattern Maintance (Pemeliharaan Pola Latent).
STRUKTUR SOSIAL
Struktur sosial berasal dari kata structum yang berarti
menyusun, membangun untuk sebuah gedung dan lebih umum dipakai istilah
konstruksi yang berari kerangka. Kata konstruksi memang tidak lazim untuk
bangunan masyarakat, sebagai istilah ilmiah dipakai kata struktur sosial.
Pengertian struktur sosial menurut pendapat para ahli.
– Soerjono Soekanto: struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial.
– E. R. Lanch: cita-cita tentang distribusi kekuasaan diantara individu dan kelompok sosial.
– Raymond Flirth: pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga di mana orang banyak tersebut ambil bagian.
Dari definisi tersebut diatas disimpulkan bahwa struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, yang di dalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat
Dalam hal ini struktur sosial dapat horizontal maupun
vertikal susunannnya.Contoh struktur sosial yang Horizontal adalah kelompok
pria dan kelompok wanita, atau kelompok orang beragama Islam, Kristen,
Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Cirinya masing-masing dalam kelompok
tersebut tidak bertingkat, artinya di masyarakat kedudukannya sama. Sedangkan
contoh Sruktur sosial yang vertikal adalah kelompok orang kaya dan kelompok
orang miskin, hal ini jelas menunjukkan kedudukan yang berbeda dalam masyarakat.Orang
kaya berada di tempat yang lebih tinggi daripada orang miskin.
Struktur sosial muncul karena adanya dua unsur berikut
yaitu :
- individu, dalam hal ini individu adalah sebagai pembentuk masyarakat sekaligus pembentuk struktur sosial, Jika tidak ada individu-individu maka tidak mungkin ada masyarakat
- interaksi, interaksi antar individu dalam masyarakat akan membentuk struktur sosial, tanpa adanya interaksi maka struktur sosial tidak mungkin terbentuk
Ciri-ciri Struktur Sosial :
Ciri-ciri struktur
sosial secara umum:
a) Bersifat
abstrak, artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba. Struktur sosial
disini merupakan hierarki kedudukan dari tingkatan yang tertinggi sampai yang
terendah, berfungsi sebagai saluran kekuasaan dan pengaturan pemenuhan
kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
b) Terdapat
dimensi vertikal dan horizontal, struktur sosial pada dimensi vertikal adalah
hierarki status-status sosial dengan segala peranannya sehingga menjadi satu
sistem yang tidak dapat dipisahkan dari struktur status yang tertinggi hingga
struktur status yang terendah. Sedangkan pada struktur sosial yang memiliki
dimensi harizontal, seluruh masyarakat berdasarkan karakteristiknya
terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok sosial yang memiliki karakter sama.
c) Sebagai
landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat, artinya proses sosial yang
terjadi dalam suatu struktur sosial termasuk cepat lambatnya proses itu sendiri
sangat dipengaruhi oleh bagaimana bentuk struktur sosialnya.
d) Merupakan
bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola hubungan masyarakat,
artinya struktur sosial yang dimiliki suatu masyarakat berfungsi untuk mengatur
berbagai bentuk hubungan antarindividu di dalam masyarakat tersebut.
e) Struktur
sosial selalu berkembang dan dapat berubah, struktur sosial merupakan tahapan
perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian, yaitu
dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses
perubahan dan perkembangan, serta dalam setiap perubahan dan perkembangan
tersebut terdapat tahap perhentian stabilitas, keteraturan, dan integrasi
sosial yang berkesinambungan, sebelum terancam proses ketidakpuasan dalam tubuh
masyarakat. Pada ciri yang kelima ini dalam sosiologi sering digunakan untuk
melukiskan keteraturan sosial atau keteraturan elemen-elemen dalam kehidupan
masyarakat.
Fungsi Struktur Sosial ada 3 yaitu :
- Fungsi identitas, yaitu sebagai penegas identitas yang dimiliki suatu kelompok
- Fungsi kontrol yaitu untuk mengontrol individu yang berada dalam struktur sosial tertentu
- Fungsi pembelajaran, yaitu dengan adanya struktur sosial individu dapat belajar melalui interaksi yang terjadi di dalamnya
Tiga
bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial
Berikut
ini adalah tiga bentuk masyarakat berdasarkan ciri-ciri struktur sosial dan
budayanya seperti yang dikemukukan oleh Selo Soermardjan
a.
Masyarakat sederhana, ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat
sederhana adalah sebagai berikut:
1) Ikatan keluarga
dan masyarakatnya sangat kuat.
2) Organisasi sosial
berdasarkan tradisi turun-temurun.
3) Memiliki
kepercayaan yang kuat terhadap kekuatan gaib.
4) Tidak memiliki
lembaga-lembaga khusus, seperti lembaga pendidikan.
5) Hukum yang
berlaku tidak tertulis.
6) Sebagain besar
produksi hanya untuk keperluan keluarga sendiri atau untuk pasaran dalam skala
kecil.
7) Kegiatan ekonomi
dan sosial dilakukan secara gotong royong.
b. Masyarakata madya, ciri-ciri struktur sosial dan budaya pada masyarakat madya adalah sebagai berikut:
1) Ikatan keluarga
masih kuat, tetapi hubungan dengan masyarakat setempat sudah mengendor.
2) Adat istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh luar.
3) Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga kepercayaan-kepercayaan pada kekuasaan kekuatan gaib baru timbul apabila orang mulai kehabisan akal untuk menanggulangi suatu masalah.
2) Adat istiadat masih dihormati, tetapi mulai terbuka dengan pengaruh luar.
3) Timbulnya rasionalitas dalam cara berpikir sehingga kepercayaan-kepercayaan pada kekuasaan kekuatan gaib baru timbul apabila orang mulai kehabisan akal untuk menanggulangi suatu masalah.
4) Timbulnya
lembaga-lembaga pendidikan formal sampai tingkat lanjutan.
5). Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
5). Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
6) Memberi
kesempatan pada produksi pasar sehingga muncul diferensiasi dalam struktur
masyarakat.
7) Gotong royong
hanya untuk keperluan di kalangan tetangga dan kerabat, sedangkan kegiatam
ekonomi dilakukan atas dasar uang.
c. Masyarakat modern, ciri-ciri struktur sosial dan budaya masyarakat modern adalah sbegaia berikut ini:
1) Hubungan sosial
didasarkan atas kepentingan pribadi.
2) Hubungan dengan
masyarakat lainnya sudah terbuka dan saling mempengaruhi.
3) Kepercayaan
terhadap ilmu kengatahuan dan teknologi sangat kuat.
4) Terdapat
stratifikasi sosial atas dasar keahlian.
5) Tingkat
pendidikan formal tinggi.
6) Hukum yang
berlaku sudah hukum tertulis.
7) Ekonomi hampir
seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan
alat pembayaran lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar