Dalam suatu organisasi seperti organisasi kelompok
tani/nelayan, pertemuan kelompok merupakan suatu hal yang penting karena dapat
membantu menyelesaikan masalah, menggali potensi, sebagai media pertanggung
jawaban/laporan pengurus dan sekaligus sebagai media pengambilan berbagai
keputusan yang diperlukan untuk mencapai tujuan berkelompok tersebut. Dalam
beberapa hal pertemuan kelompok tidak efektif dan beberapa kelompok tani jarang
melakukan pertemuan kelompok (pertemuan bulanan atau pertemuan 2 mingguan).
Tujuan menyelengarakan
Pertemuan.
Pertemuan kelompok tani/nelayan dilaksanakan dengan
tujuan untuk membahas dan menyelesaikan suatu topik permasalahan atau pertemuan
diselengarakan dalam rangka untuk mengambil keputusan atau menghasilkan
kesepakatan dan pertemuan kelompok dapat juga dilaksanakan dalam rangka
merumuskan kebijakan atau untuk menysun rencana kerja kelompok.
Manfaat
diselengarakannya Pertemuan.
Pertemuan kelompok baik pertemuan rutin maupun
pertemuan lainnya mempunyai manfaat yaitu dapat mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi oleh kelompok dan anggotanya, sebagai wadah untuk menggali potensi
yang ada pada anggota kelompok, sebagai media pertanggung jawaban/pelaporan
pengurus, sebagai alat agar organisasi atau kelompok tersebut menjadi berfungsi
dengan baik serta sarana bagi anggota untuk mendapatkan pelayanan dari
kelompoknya.
Waktu
Pertemuan.
Petani pada umumnya sangat sibuk terutama dipagi
sampai sore hari. Oleh karena itu waktu pertemuan diatur sedemikian rupa
sehingga ridak menggangu kesibukan anggota kelompok dalam melakukan kegiatannya
sehari-hari atau kegiatan usaha taninya. Waktu yang tepat dapat disesuaikan
dengan kebiasaan masing-masing daerah. Pada dasarnya pertemuan dapat
dilaksanakan sore hari atau malam hari, tergantung dari kesepakatan. Lamanya
waktu rapat diatur tidak melebihi dari 2 jam. Oleh karena itu ketua kelompok
atau pimpinan rapat sebelum pelaksanaan dimulai sudah menyusun suatu
langkah-langkah atau rencana rapat sehingga rapatnya nanti akan berjalan dengan
tertib dan lancar dan dengan waktu yang tidak berlama-lama.
Jenis-jenis
Pertemuan.
Beberapa pertemuan kelompok tani yang sering
dilaksanakan adalah rapat pengurus yaitu pertemuan yang dihadiri oleh ketua,
sekretaris, bendahara dan seksi-seksi tertentu (sesuai topik yang dibahas) yang
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Rapat anggota adalah pertemuan yang
diikuti oleh pengurus dan seluruh anggota. Pertemuan ini dilaksanakan biasanya
secara periodik (bisa 2 mingguan, bisa bulanan, dan lain-lain) yang disesuaikan
dengan kebutuhan dari kelompok tersebut.
Ciri-Ciri
Pertemuan Kelompok yang Baik.
Suatu pertemuan kelompok yang baik dicirikan dengan
beberapa hal seperti :
1. Ada pemimpin pertemuan yang mampu berperan dengan baik
dalam memimpin rapat atau pertemuan tersebut,
2. Ada agenda pertemuan yang jelas,
3. Ada tata tertib pertemuan yang dipahami bersama,
4. Ada peran serta aktif seluruh peserta pertemuan yang
hadir,
5. Semua anggota kelompok yang hadir dalam pertemuan
mendapat kesempatan untuk berbicara dan tidak ada dominasi baik oleh pengurus
kelompok maupun oleh seseorang,
6. Adanya catatan-catatan yang baik berupa notulen hasil
rapat yang berisikan : waktu dan tempat, jumlah peserta yang hadir (dilampirkan
absensi), topik yang dibahas, kesimpulan dan saran serta rencana tindak lanjut
(RTL).
Langkah-langkah
Menyelengarakan Pertemuan.
Sebelum pertemuan dimulai pengurus kelompok
mempersiapkan segala sesuatu antara lain :
1. Topik yang akan dibahas,
2. Waktu dan tempat pertemuan,
3. Menyiapkan undangan dan menyampaikannnya kepada
pengurus atau anggota lainnya atau undangan untuk pihak lain (bukan anggota),
serta
4. Menentukan pimpinan rapat, notulis dan perlengkapan
yang diperlukan.
Pada saat pelaksanaan pertemuan diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Peserta diminta untuk mengisi daftar hadir,
2. Ketua kelompok atau pimpinan rapat memulai dengan doa
atau salam,
3. Ketua menyampaikan maksud dan tujuan pertemuan serta
menyampaikan topik yang akan dibahas,
4. Selanjutnya ketua menguraikan secara ringkas hal-hal
yang akan dibahas dan selanjutnya memberikan kesempatan kepada seluruh peserta
untuk menanggapi.
5. Notulis mencatat hal-hal yang dibahas baik tanggapan
dari peserta rapat maupun usulan yang berkembang selama proses pembahasan.
6. Pada akhir rapat notulis membuat risalah hasil
pertemuan yang dibacakan pada akhir pertemuan.
7. Risalah hasil pertemuan berisikan antara lain
kesepakatan-kesepakatan, kesimpulan-kesimpulan dan saran serta rencana tindak
lanjut.
Tindak
Lanjut Pertemuan.
Setiap pertemuan kelompok sebaiknya disertai dengan
adanya kesepakatan-kesepakatan serta adanya rencana tindak lanjut. Hasil
kesepakatan berupa rencana tindak lanjut harus dilaksanakan sesuai dengan
waktu, tempat yang telah tertuang dalam RTL tersebut. Hasil tindak lanjut
tersebut dilaporkan atau disampikan pada rapat/pertemuan berikutnya. Apabila terlaksana
dengan baik maka pada rapat berikutnya dilaporkan hasil-hasil yang sudah
dicapai. Namun apabila RTL tersebut tidak terlaksana maka perlu dibahas
hambatan-hambatan atau permasalahan yang mengakibatkan tidak terlaksananya
hasil kesepakatan. Selanjutnya dalam rapat berikutnya diupayakan pemecahan
masalah atau mengganti rencana tersebut dengan rencana lain sesuai dengan
kemampuan kelompok.
Peran
Penyuluh Perikanan.
Penyuluh perikanan sangat berperan didalam kelancaran
pelaksanaan pertemuan kelompok. Terutama didaerah yang kelompok taninya kurang
aktif. Penyuluh pertanian dapat menjadi penghubung atau pemrakarsa agar
kelompok tani binaannya dapat menyelenggarakan pertemuan kelompok secara
berkala dan rutin.
Metode
pertemuan kelompok
Termasuk dalam metode pertemuan kelompok adalah
ceramah, diskusi dan kursus atau pelatihan.
a) Ceramah
Metode ceramah
umumnya diselenggarakan dalam suatu tempat dengan suasana yang cukup menunjang
terselenggaranya suasana pembicaraan yang komunikatif. Ruangan yang tersedia
relatif cukup luas dengan kapasitas tampung 50-500 orang. Pada kegiatan
pertemuan yang metode ceramah, penyuluh kehutanan sebaiknya hanya menyampaikan
pokok-pokok pikiran yang akan disampaikannya dan memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada sasaran penyuluh kehutanan untuk menyampaikan tanggapan
terhadap hal-hal yang disampaikan, dengan catatan hal-hal yang disampaikan yang
berupa pokok pikiran tadi dikuasai penjelasannya secara mendetail oleh
penyuluh.
Karena
jumlah sasaran penyuluhan cukup besar maka diperlukan alat bantu yang menunjang
kelancaran pertemuan baik berupa materi tertulis maupun gambaran yang
terproyeksi yang memiliki ukuran yang cukup besar. Jika peralatan tidak
tersedia, penyuluh kehutanan harus pandai membaca situasi dan berusaha untuk
menarik perhatian para hadirin untuk memperhatikan materi yang disuluhkannya.
Waktu ideal untuk penyelenggaraan penyuluhan kehutanan dengan metode ceramah
ini maksimum 1 – 2 jam.
b) Kuliah
Metode
kuliah tidak jauh beda dengan metode ceramah, penyuluh relative mendominasi
kesempatan berbicara dan menggunakan alat peraga. Perbedaannya, yaitu :
- Pada umumnya diselenggarakan di dalam ruangan tertutup
- Jumlah sasaran relative terbatas (maksimum 50 orang)
- Sasaran penyuluh kehutanan relative memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menyampaikan tanggapan dan meminta penjelasan kepada penyuluhnya.
Dalam
penerapan metode ini seorang penyuluh harus benar-benar memiliki persiapan yang
baik dan berkaitan dengan keterampilan berkomunikasi, penguasaan materi
penyuluhan kehutanan, maupun sikap terhadap sasarannya.
c) Diskusi
Metode
diskusi memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada sasaran untuk
menyampaikan tanggapannya, pendapatan, atau pun saran. Berbeda dengan metode
ceramah dan kuliah, peran penyuluh dalam metode ini relative kecil. Kehadiran
penyuluh lebih banyak sebagai fasilitator atau nara sumber dan bukan
semata-mata sebagai informan.
Sebaiknya
cara diskusi diselenggarakan pada waktu tertentu secara teratur. Usaha
menghidupkan kelompen capir kehutanan di pedesaan, acara diskusi merupakan
media yang efektif. Topik diskusi sebenarnya dapat berasal dari adanya media
penyuluhan kehutanan yang lain. Hasil diskusi dalam penyuluhan kehutanan harus
berupa perumusan dari hasil beberapa pemikiran para petabi untuk kemudian
dilaksanakan bersama. Dalam melaksanakan acara diskusi, seorang penyuluh
kehutanan tidak perlu banyak berbicara dan memegang kendali diskusi.
d) Kursus
Kursus pada
masyarakat tani hutan sebenarnya merupakan sistem penyuluhan kehutanan yang
dapat digunakan beberapa media dan metode penyuluhan kehutanan. Kursus tani
hutan merupakan sistem pendidikan pemanfaatan hutan dan lahan disekitarnya
untuk masyarakat yang berdiam di sekitar hutan dalam usaha membantu dan
membimbing keluarga menyangkut cara kerja dan teknik pemanfaatan lahan dan
hutan dengan baik. Dalam penyuluhan kehutanan yang ampuh untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan peserta.
Kursus tani
hutan dapat juga dianggap sebagai alat untuk mempertebal pengertian dan
kesadaran petani dalam usaha memperbaiki kesejahteraannya. Dengan kata lain,
tujuan kursus tani hutan adalah meningkatkan pengertian pengetahuan kecakapan
dan kegiatan etani dalam rangka memanfaatkan lahan dan hutan untuk
kesejahteraannya.
Kelompok
pendengar, pembaca, dan pemirsa atau kelompencapir
Kelompen capir sebenarnya merupakan kelompok secara
rutin memburu informasi dari media massa yang nilainya bermanfaat bagi
pemenuhan atau untuk memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapinya dan
mendiskusikannya dalam pertemuan berkala yang telah mereka sepakati bersama.
Dengan demikian kelompen capir sebenarnya adalah kelompok diskusi, tetapi
sumber informasi yang dimanfaatkan tidak bersumber atau berasal dari penyuluh
kehutanan, melainkan dari media massa.
Seperti halnya metode diskusi, metode kelompen capir
sangat efektif untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan atau bahkan keterampilan
anggotanya, pada tahapan sadar, minat, menilai atau juga mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar