Senin, 26 Februari 2018

ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH DAN PENATAAN RUANG KOTA BONTANG



1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah Umum Kota Bontang
    1.1. Luas dan batas Wilayah Administrasi
Wilayah administrasi Kota Bontang memiliki luas 49.757 ha yang didominasi oleh lautan, yaitu seluas 34.977 ha (70,30%) sedangkan wilayah daratannya seluas 14.780 ha (29,70%). Secara administratif Kota Bontang terbagi menjadi 3 kecamatan dan 15 kelurahan. Luas masing-masing kecamatan yaitu Kecamatan Bontang Selatan seluas 10.440 ha, Kecamatan Bontang Utara seluas 2.620 ha, dan Bontang Barat seluas 1.720 ha. Sementara untuk kelurahan terluas yaitu Bontang Lestari (8.092 ha). Dengan jumlah RT masing-masing 200 RT, 195 RT, dan 93 RT. Secara keseluruhan di Kota Bontang
terdapat 15 kelurahan.
Adapun gambaran luas wilayah administrasi masing-masing kelurahan sebagai berikut :
Tabel 1.  Luas Wilayah Administrasi Kelurahan di Kota Bontang  
No
Kelurahan
Kecamatan
Luas Wilayah (ha)
1
Api Api
Bontang Utara
179
2
Bontang Baru
Bontang Utara
208
3
Bontang Kuala
Bontang Utara
567
4
Guntung
Bontang Utara
849
5
Gunung Elai
Bontang Utara
459
6
Loktuan
Bontang Utara
358
7
Belimbing
Bontang Barat
872
8
Kanaan
Bontang Barat
650
9
Telihan
Bontang Barat
198
10
Berbas Pantai
Bontang Selatan
70
11
Berbas Tengah
Bontang Selatan
98
12
Tanjung Laut Indah
Bontang Selatan
484
13
Satimpo
Bontang Selatan
1561
14
Tanjung Laut
Bontang Selatan
135
15
Bontang Lestari
Bontang Selatan
8092
Sumber : Bappeda Kota Bontang, 2011
Batas wilayah administratif Kota Bontang, sebelah Barat adalah Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur, sebelah Timur dibatasi oleh Selat Makassar, sebelah Selatan dengan Kecamatan Marang Kayu Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebelah Utara dengan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur.

1.2. Letak dan Kondisi Geografis
Letak dan kondisi geografis, Kota Bontang memiliki posisi astronomi di antara 117o023’–117o038’ Bujur Timur dan antara 0o01’ – 0o12’ Lintang Utara. Wilayah pantai yang panjangnya 24,4 km memiliki posisi strategis karena berhadapan langsung dengan Selat Makassar yang merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II) dan Internasional.
Letak geografis wilayah Kota Bontang yang cukup menguntungkan tersebut merupakan potensi yang sangat mendukung bagi berkembangnya interaksi wilayah Kota Bontang dengan wilayah luar, baik dalam skala nasional, regional maupun internasional.
Gambar 1. Peta Administrasi Kota Bontang


1.3. Topografi
Morfologi wilayah Kota Bontang berupa permukaan tanah yang datar, landai, berbukit dan bergelombang. Secara topografi kawasan Kota Bontang memiliki ketinggian antara 0-120 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan lereng yang bervariasi dari pantai Timur dan Selatan hingga bagian Barat. Adapun kemiringan tersebut dapat terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Luas Wilayah Menurut Kelas Lereng/Kemiringan Dan Kecamatan Di Kota Bontang (Ha)
Kecamatan
Kelas Kemiringan
0-2 %
3-15 %
16-40 %
≥ 41 %
Bontang Utara
4.232,29
2.991,92
3.071,02
-
Bontang Barat
2.652,45
298,12
43,83
-
Bontang Selatan
366,10
733,19
563,48

Jumlah
7.250,84
4.023,23
3.678,33
0,00
Sumber : Bontang dalam Angka, 2013
Dari tabel tersebut tergambar bahwa Kota Bontang dengan kemiringan 0-2% (datar) mempunyai luasan 7.250,84 ha atau 48,79%. Kemiringan lahan bergelombang (3-15%) seluas 4.023,23 ha atau 27,07%. Proporsi luas lahan dengan kemiringan yang curam (16-40%) hampir sama dengan yang bergelombang yaitu 24,14% atau 3.678,33 ha.

1.4. Geologi
Kondisi Geologi, Kota Bontang termasuk dalam sub bagian cekungan Kutai dengan batas fisik di sebelah Timur Selat Makassar, sebelah Selatan Sungai Santan, sebelah Barat Gunung Lobang Batik dan sebelah Utara Sungai Temputuk. Dari aspek litologi, formasi batuan di Kota Bontang terdiri dari enam formasi batuan, yaitu:
a)  Endapan Alluvium, yang tersusun oleh kerakal, kerikil, lempung dan lumpur sebagai endapan sungai, rawa, pantai dan delta.
b)  Formasi Kampung Baru, yang tersusun atas batu pasir kuarsa dengan sisipan lempung, lanau dan serpih dengan sifat lunak dan mudah hancur. Formasi ini memiliki aquifer potensial di daerah Bontang dengan jenis batuan yang bertindak sebagai aquifer berupa kerikil, pasir kuarsa yang bersifat lepas, batu pasir dan pasir lempung.
c)  Formasi Balikpapan, yang terdiri atas perselingan batu pasir kuarsa, batu lempung lanauan dan serpih dengan sisipan napal, batu gamping dan batubara. Formasi Balikpapan merupakan formasi terbesar di kawasan Pesisir Bontang dengan arah utara-selatan.
d)  Formasi Pulau Balang, merupakan perselingan batu pasir kuarsa, batu pasir dan batu lempung dengan sisipan batubara.
e)  Formasi Bebulu, yaitu formasi batuan terkecil di kawasan Pesisir Bontang yang tersusun atas batu gamping dengan sisipan lempung lanauan dan sedikit napal.
f)   Formasi Pamaluan, yaitu tersusun atas batu lempung dan serpih dengan sedikit napal, batu pasir dan batu gamping.
Jenis tanah didominasi oleh podsolik merah kuning, aluvial dan kompleks latosol. Jenis tanah ini memiliki lapisan kuning (top soil) yang tipis, peka erosi dan miskin unsur hara. Untuk pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunan dibutuhkan pengolahan awal berupa perbaikan tanah (soil stabilization) dan pengamanan hutan sehingga kestabilan tanah dan persediaan air tanah tetap terjaga.
Kondisi hidrogeologi Kota Bontang secara regional dapat dibedakan berdasarkan morfologi, geologi, lingkungan pengendapan batuan, dan cara terdapat air tanahnya. Berdasarkan ciri fisik litologi, fasies, lingkungan pengendapan, struktur geologi dan batuan yang tersingkap di daerah Bontang dan sekitarnya, cekungan air tanah Bontang merupakan sub cekungan Kutai. Areal imbuh cekungan air tanah Bontang diperkirakan berasal dari daerah tekuk lereng Gunung Lobang Sebatik beserta areal perbukitannya yang memanjang dari Utara ke Selatan. Jalur tersebut ditempati oleh batuan dari formasi Kampung Baru. Formasi ini bertindak langsung sebagai formasi peresapan paling potensial untuk cekungan air tanah Bontang.

1.5. Hidrologi
Secara hidrologi, wilayah Kota Bontang terdiri atas 3 Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu :
a) DAS Guntung
Sungai Guntung terletak di Kelurahan Guntung merupakan kelurahan paling Utara di Kota Bontang. Sungai Guntung melayani kawasan di Kelurahan Guntung dan sekitarnya. Luas DAS Guntung kurang lebih 23,24 km2 dengan panjang aliran sungai sepanjang 11,36 km. Lebar sungai antara 2-10 meter dengan kedalaman rata-rata 1-2 meter. Ketinggian air pada saat surut terendah adalah 1 meter, sedangkan ketinggian air pada saat pasang tertinggi adalah 3,5 meter.
 b) DAS Bontang
Sungai Bontang membentang dari Kelurahan Bontang Kuala, Api-api, Kanaan, Gunung Elai, dan Gunung Telihan. Sungai Bontang melayani kawasan di Kelurahan Bontang Kuala, Bontang Baru, Api-api, Kanaan, Gunung Elai, Gunung Telihan dan sekitarnya. Luas DAS Bontang kurang lebih 53,28 km2 dengan panjang aliran sungai sepanjang 25,62 km. Lebar sungai antara 4-10 meter dengan kedalaman rata-rata 1-2,5 meter. Ketinggian air pada saat surut terendah adalah 1 meter, sedangkan ketinggian air pada saat pasang tertinggi adalah 3,5 meter.
c) DAS Nyerakat
Sungai Nyerakat terletak di Kelurahan Bontang Lestari, merupakan kelurahan paling selatan di Kota Bontang. Sungai Nyerakat melayani kawasan di Kelurahan Bontang Lestari dan sekitarnya. Luas DAS Nyarakat kurang lebih 16,75 km2 dengan panjang aliran sungai sepanjang 13 km, lebar sungai antara 3-10 meter dengan kedalaman rata-rata 1-2 meter.
Ketiga DAS tersebut merupakan bagian dari Sub DAS Santan Ilir yang semuanya bermuara di Selat Makassar. Sungai-sungai tersebut juga mengalirkan air yang berasal dari mata air, terutama air yang keluar dari batuan pasir halus, pasir kasar dan lempung pasiran yang berasal dari formasi Balikpapan.

1.6. Klimatologi
Secara klimatologi, Kota Bontang memiliki iklim tropis yang sama dengan wilayah lainnya di Indonesia pada umumnya. Wilayah Kota Bontang termasuk daerah khatulistiwa dan dipengaruhi iklim tropis basah dengan ciri-ciri khas hujan terjadi di sepanjang tahun dengan suhu rata-rata 24o-33oC. Oleh karena itu, hampir tidak memiliki perbedaan pergantian musim hujan dan kemarau. Angin musim Barat pada umumnya terjadi pada bulan November-April dan musim angin timur terjadi pada bulan Mei-Oktober.
Curah hujan dipengaruhi oleh bertiupnya angin muson barat yang basah pada bulan Desember-Februari yang menyebabkan hujan, sedangkan pada bulan Juni-September bertiup angin muson timur yang menyebabkan terjadinya kemarau. Pada bulan Maret-Mei dan September-Nopember merupakan bulan-bulan peralihan. Pada bulan-bulan peralihan terjadi cuaca yang sama yaitu adanya arus angin konveksi yang memungkinkan hujan walaupun pada saat musim kemarau.

1.7. Jumlah, Pertumbuhan, Persebaran, Kepadatan, Dan Komposisi Penduduk
Sebagai sebuah kota yang sedang berkembang terutama dengan keberadaan dua perusahaan besar berskala internasional yakni PT. Badak NGL dan PT. Pupuk Kaltim, jumlah penduduk Kota Bontang senantiasa bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Pertambahan tersebut tidak hanya disebabkan faktor alami pertumbuhan penduduk yakni kelahiran dan kematian tetapi juga faktor lain yang tidak kalah pentingnya yakni migrasi. Jumlah penduduk Kota Bontang pada tahun 2011 adalah 149.230 jiwa,  penyebaran jumlah penduduk di tiga kecamatan tidak merata yakni jumlah penduduk di kecamatan Bontang Selatan sebesar 59.660 jiwa sedangkan di kecamatan Bontang Utara adalah 63.764 jiwa dan di Kecamatan Bontang Barat 25.806 jiwa (BPS, 2013).
Namun demikian, kepadatan penduduk Kecamatan Bontang Utara masih lebih tinggi dibandingkan kepadatan penduduk di Kecamatan Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang Barat. Hal ini terkait dengan luas wilayah masing-masing kecamatan. Kepadatan penduduk selama tahun 2011 di Kecamatan Bontang Selatan, Bontang Utara, dan Bontang Barat besarnya berturut-turut adalah 571 jiwa/km2; 2.434 jiwa/km2; dan 1.500 jiwa/km2. Sementara jika dilihat menurut jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki (78.166 jiwa) masih lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan (71.064 jiwa). Hal ini berdampak pada besarnya rasio jenis kelamin yang merupakan perbandingan jumlah penduduk lakilaki terhadap penduduk perempuan. Jika dibandingkan keadaan tahun sebelumnya, besarnya rasio jenis kelamin pada tahun 2011 adalah 110 yang berarti bahwa diantara 100 orang penduduk perempuan di Kota Bontang pada tahun 2011 terdapat 110 orang penduduk laki-laki. Indikator kependudukan Kota Bontang menunjukkan bahwa pada tahun 2011 penduduk yang datang sebanyak 7.943 orang, pindah 2.568 orang, kematian 25.
Berdasarkan pertumbuhan penduduk rata-rata tiga tahun terakhir sebesar 3,24%, maka jumlah penduduk Kota Bontang pada tahun 2026 diperkirakan akan mencapai 236.875 jiwa (Bappeda, 2011)

2. Penggunaan Lahan
Kota Bontang diapit oleh hutan lindung di sebelah Barat dan Selatan, Taman Nasional Kutai di sebelah Utara, dan Selat Makasar di sebelah Timur. Berdasarkan hasil pemetaan tahun 2009 menunjukkan hampir seluruh luas daratan telah dimanfaatkan baik untuk kegiatan budidaya, kawasan ruang terbuka hijau maupun untuk kawasan lindung lainnya. Menurut data tahun 2009, dari luas daratan Kota Bontang sekitar 14.780 ha penggunaan tanah terbesar masih berupa semak belukar sebesar 6.870,98 ha (46,49%). Penggunaan lainnya terdiri dari hutan sejenis seluas 2.764,48 ha (18,70%), bakau seluas 1.115,51 ha (7,55%), tambak seluas 328,18 ha (2,19), pekarangan seluas 980,64 ha (6,63%), rumah/bangunan gedung seluas, 1.355,56 ha (9,17%) dan fasilitas umum seluas 562,43 ha (3,13%). Adapun jenis penggunaan penggunaan lahan secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Tabel Penggunaan Tanah di Kota Bontang
No
Jenis Penggunaan Tanah
Luas
Ha
%
1
Permukiman



a. Rumah/Bangunan Gedung
1.355,56
9,17

b. Pekarangan
980,64
6,63

c. Fasilitas Sosial
29,76
0,20

d. Fasilitas Umum
462,43
3,13

e. Pemukiman Atas Air
53,94
0,36

f. Jasa
69,52
0,47
2
Tambak
323,18
2,19
3
Kawasan Industri/Pabrik



a. PT. Pupuk Kaltim
192,46
1,30

b. PT. Badak NGL
278,07
1,88
4
Rawa
53,54
0,36
5
Danau/Waduk/Situ
15,11
0,10
6
Hutan Kota
196,98
1,33
7
Hutan Sejenis
2.764,48
18,70
8
Bakau
1.115,51
7,55
9
Belukar
6.870,98
46,49
10
Tanah Terbuka
17,83
0,12
Jumlah
14.780,00
100,00
Sumber : Naskah Akademik RTRW, Bappeda 2009
Kota Bontang merupakan kota pesisir yang terlihat dari luasan wilayah lautnya yang dominan sekitar 70,30%. Namun demikian dengan melihat karakteristik fisik laut dan banyaknya kegiatan yang sudah ada di wilayah tersebut menjadikan potensi pengembangan wilayah laut sangat sempit. Potensi untuk kegiatan perikanan sekitar 9.384 ha atau sekitar 26,83% dari luas wilayah laut Kota Bontang, sedangkan pengunaan lahan terbesar di wilayah laut Kota Bontang adalah untuk alur pelayaran, baik alur pelayaran swasta, rakyat maupun alur pelayaran nasional.
Tabel 4. Penggunaan Lahan Wilayah Laut Kota Bontang
No
Penggunaan
Luas (Ha)
%
A
Flat



- Gosong karang
940
2,69

- Pasir
158
0,45

- Pasir lumpur
100
0,29
B
Terumbu karang
2.799
8,00
C
Alur pelayaran



- PT. Badak NGL
1.311
3,75

- PT.Pupuk Kaltim
3.464
9,90
D
Area efektif utk kegiatan perikanan
9.384
26,83
E
Penggunaan lain (alur rakyat, alur Tanjung Laut, & kegiatan lainnya)
16.821,0
48,092
Luas Total Wilayah
34.977,00
100,00
Sumber : RTRW Kota Bontang 2011-2030

3. Tujuan, Kebijakan & Strategi Penataan Ruang Kota Bontang
Tujuan penataan ruang Kota Bontang adalah untuk mewujudkan Kota Bontang sebagai kota maritim berkebudayaan industri yang berwawasan lingkungan dan mensejahterakan masyarakat melalui Keterpaduan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang antar wilayah (nasional, provinsi maupun kota), dan antar kawasan (lindung dan budidaya).
Kebijakan pengembangan struktur ruang Kota Bontang meliputi :
1)     Pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan wilayah kota secara hirarkis dan proporsional untuk mewujudkan keseimbangan perkembangan Kota Bontang sesuai dengan struktur tata ruang kota yang diinginkan. Untuk mewujudkannya, maka strategi yang perlu ditempuh adalah :
a.  Mengatur dan mengendalikan penyebaran penduduk sesuai dengan rencana struktur ruang Kota Bontang;
b.  Membagi dan mengembangkan pusat-pusat pelayanan wilayah kota sesuai karakteristik dan potensi wilayah, dengan tetap memperhatikan keseimbangan wilayah;
c.   Meningkatkan keterkaitan antar pusat-pusat pelayanan maupun dengan wilayah pelayanannya sesuai dengan jenis dan skala pelayanan.
2)     Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana yang merata dan terpadu terutama transportasi darat dan laut untuk mewujudkan keterkaitan antar bagian wilayah kota, kawasan pemukiman di kawasan pesisir maupun di atas perairan dan pusat-pusat pelayanannya. Untuk mencapai tujuan ini, strategi yang perlu ditempuh adalah:
a.  Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana transportasi darat dengan mengintegrasikan pelayanan inter dan antar moda;
b.  Mengembangkan dan memantapkan pelayanan pelabuhan dan bandar udara umum sebagai inlet dan outlet Kota Bontang;
c.   Mengembangkan pusat pembangkit dan jaringan energi dengan memanfaatkan sumber-sumber energi selain minyak bumi, serta meningkatkan pelayanan energi dengan interkoneksi sistem regional;
d.  Memantapkan pelayanan telekomunikasi dengan mengembangkan jaringan kabel serta nirkabel yang menjangkau seluruh wilayah kota;
e.  Membangun dan meningkatkan jaringan sumber daya air secara terpadu;
f.    Meningkatkan sistem prasarana pengelolaan lingkungan yang meliputi drainase, persampahan, air limbah dan air minum yang menjangkau seluruh wilayah kota;
g.  Menyediakan prasarana bagi pejalan kaki dan evakuasi bencana yang terintegrasi dengan prasarana dan utilitas kota lainnya.
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi :
1)    Kebijakan pemantapan kawasan lindung yang mencakup :
a.    Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
b.    Pencegahan dampak negatif kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.
2)    Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya yang mencakup :
a.    Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya/pemanfaatan di ruang darat, ruang laut dan ruang udara.
b.    Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.





4. Rencana Pengembangan Wilayah
Sistem perwilayahan adalah organisasi wilayah pengembangan berupa Bagian Wilayah Kota yang selanjutnya disebut dengan BWK. Bagian Wilayah Kota (BWK) Kota Bontang terdiri dari :
1)    BWK I meliputi Kecamatan Bontang Utara (Kelurahan Bontang Kuala, Gunung Elai, Bontang Baru dan Api-api), Kecamatan Bontang Selatan (Kelurahan Berbas Tengah, Berbas Pantai, Tanjung Laut dan Tanjung Laut Indah).
2)    BWK II meliputi Kecamatan Bontang Selatan (Kelurahan Satimpo), Kecamatan Bontang Barat (Kelurahan Telihan, Kanaan dan Belimbing), dan Kecamatan Bontang Utara (Kelurahan Loktuan dan Guntung).
3)    BWK III meliputi Kecamatan Bontang Selatan (Kelurahan Bontang Lestari).
Fungsi perwilayahan wilayah Kota Bontang terdiri dari :
1)    Bagian Wilayah Kota I (BWK I) mempunyai fungsi utama sebagai pusat perdagangan dan jasa, sedangkan kegiatan pendukungnya adalah permukiman, pariwisata, pelabuhan, kawasan konservasi dan perikanan.
2)    Bagian Wilayah Kota II (BWK II) mempunyai fungsi utama sebagai kawasan industri strategis kota, pelabuhan dan pergudangan, sedangkan kegiatan pendukungnya adalah permukiman, pariwisata, perikanan, militer, kawasan lindung/konservasi dan alur pelayaran.
3)    Bagian Wilayah Kota III (BWK III) mempunyai fungsi utama sebagai pusat pemerintahan kota, industri polusi ringan, dan pusat kegiatan olahraga, sedangkan kegiatan pendukungnya adalah perikanan, permukiman, pariwisata, kawasan lindung/konservasi, alur pelayaran, perikanan dan bandara.
Selengkapnya fungsi perwilayahan wilayah Kota Bontang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Fungsi Perwilayahan Kota Bontang
Bagian Wilayah Kota (BWK)
Pusat BWK
Skala Pelayanan
Kegiatan
Utama
Kegiatan
Penunjang
BWK I
Bontang Baru
Skala Regional dan Kota
Perdagangan dan jasa
Permukiman, Pariwisata,
Pelabuhan, Kawasan Konservasi,
Perikanan
BWK II
Telihan
Skala internasional, regional dan kota
Industri strategis kota, pelabuhan dan pergudangan
Permukiman, Pariwisata,Perikanan, Kawasan Militer, Kawasan Lindung/Konservasi, Alur Pelayaran
BWK III
Bontang Lestari
Skala kota
pusat pemerintahan kota, industri polusi ringan, dan pusat kegiatan olahraga.
perikanan, permukiman, pariwisata, kawasan lindung, alur pelayaran, perikanan dan bandara
Sumber : Naskah Akademik RTRW Bappeda, 2009
Pusat pelayanan Kota Bontang ditetapkan di BWK III, yaitu Kecamatan Bontang Selatan. Pusat Pelayanan Kota Bontang diarahkan ke arah Selatan yaitu di Kelurahan Bontang Lestari (Kecamatan Bontang Selatan). Kawasan ini disiapkan untuk mewadahi berbagai kegiatan yang tidak terakomodasi di wilayah lain. Rencana pusat kota di Kelurahan Bontang Lestari didukung dengan pembangunan perkantoran pemerintahan kota serta fasilitas kantor pemerintahan pendukung dan pelayanan publik lainnya.
Sub pusat pelayanan kota mempunyai peran sebagai pendukung kegiatan kota. Sub Pusat pelayanan Kota Bontang terdiri dari :
a)    Sub Pusat pelayanan Kota di BWK I terdapat di Bontang Baru dan Tanjung Laut memiliki fungsi sebagai : sub pusat pelayanan pemerintahan skala kecamatan dan atau pendukung pemerintahan kota, pusat pelayanan pendidikan dan sebagai pusat perdagangan, pusat pelayanan pemerintahan skala kecamatan dan atau pendukung pelayanan pemerintahan kota di kawasan ini kantor kecamatan dan perkantoran pendukung pemerintahan kota. Dalam rangka untuk menunjang kawasan ini sebagai pusat pelayanan pendidikan kawasan ini dilengkapi dengan fasilitas sekolah lanjutan tingkat atas. Sedangkan untuk menunjang pusat pelayanan perdagangan kawasan ini dilengkapi dengan fasilitas pasar.
b)    Sub Pusat Pelayanan Kota di BWK II terdapat di Loktuan memiliki fungsi sebagai sub pusat pelayanan pemerintahan skala kecamatan dan pusat transportasi laut. Sebagai pusat pelayanan transportasi laut kawasan ini dilengkapi dengan fasilitas pelabuhan nasional.
Pusat Lingkungan mempunyai peran sebagai pusat pelayanan skala lingkungan. Pusat lingkungan di Kota Bontang tersebar di 15 (lima belas) kelurahan yakni Bontang Lestari, Satimpo, Berbas Tengah, Berbas Pantai, Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah, Api-Api, Bontang Kuala, Bontang Baru, Gunung Elai, Loktuan, Guntung, Belimbing, Telihan, dan Kanaan. Pelayanan yang dapat dilayani pada pusat lingkungan meliputi :
a.  Pelayanan pemerintahan berupa kantor kelurahan;
b.  Pelayanan kesehatan berupa praktek dokter keluarga dan Puskesmas;
c.   Pelayanan pendidikan berupa sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat pertama;
d.  Pelayanan persampahan berupa Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sampah.

5. Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya. Pengembangan tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan lahan untuk berbagai kegiatan.
1.  Kawasan wisata
Beberapa kawasan yang potensial untuk dikembangkan untuk kegiatan wisata terdiri dari :
a.    Kawasan hutan mangrove di Taman Nasiona Kutai, Berbas Pantai dan Teluk Nyerakat yang diarahkan untuk kegiatan Wisata Alam (Ekowisata);
b.    Danau PKT, Danau Kanaan, Tugu Equator dan Taman Cibodas yang layak dikembangkan untuk Wisata Taman Kota;
c.    Kawasan pemukiman penduduk di Bontang Kuala sebagai kawasan pemukiman tertua Kota Bontang yang disertai dengan atraksi seni budayanya.
d.    Kawasan Melahing, Selangan dan Tihiktihik yang dapat dikembangkan untuk wisata agromarine dan wisata kuliner.
e.    Kawasan Beras Basah dan Karang Segajah yang layak untuk dikembangkan menjadi wisata bahari karena keindahan terumbu karangnya.

2.  Kawasan Perumahan
Kawasan perumahan eksisting di wilayah Kota Bontang, terdiri dari :
a.  Perumahan di wilayah darat
Kawasan ini terdiri atas perumahan instansional, industri, real estate serta permukiman swadaya umumnya sudah terintegrasi baik dengan sistem kota bahkan yang terletak di pusat kota mempunyai aksesibilitas yang tinggi.
Perumahan industri merupakan perumahan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan karyawan industri, yang meliputi Perumahan BSD KIE (Bukit Sekatup Damai) di Kelurahan Gunung Elai, Pama Persada di Kelurahan Bontang Lestari; HOP PT. Badak (HOP I,II, III) di Kelurahan Satimpo, HOP PT. Badak (HOP III, IV, V, VI) di Kelurahan Gunung Elai, KYC ( Kaltim Ciptayasa) di Kelurahan Api-api, KPR BTN PKT di Kelurahan Belimbing, Indominco di Kelurahan Telihan.
Perumahan instansional dan perumahan yang dibangun oleh developer meliputi Perumahan Disnaker di Kelurahan Telihan, Korpri I – II di Kelurahan Bontang Lestari, Rudal di Kelurahan Gunung Elai, Polres di Kelurahan Gunung Elai, STM Negeri di Kelurahan Gunung Elai, Perum Bontang Permai di Kelurahan Api-api, Lembah Asri dan Pesona Bukit Sintuk.
Perumahan swadaya merupakan perumahan yang dibangun sendiri oleh masyarakat yang terdapat di semua kelurahan dengan tingkat kepadatan yang berbeda. Sebagian permukiman swadaya masyarakat yang tidak sesuai dengan perencanaan dan aturan kota sehingga dapat menimbulkan degradasi kualitas lingkungan dan cenderung menciptakan kekumuhan perkotaan.
b.  Perumahan di atas air dan pulau kecil
Perumahan di atas air dan pulau kecil yang terletak di pesisir pantai yang umumnya dibangun secara swadaya. Kawasan ini terdapat di Gusung (Guntung), Selambai (Loktuan), Tanjung Limau (Gunung Elai), Bontang Kuala (Bontang Kuala), Melahing (Tanjung Laut), Selangan (Bontang Lestari) dan Tihik-tihik (Bontang Lestari). Kawasan yang terpisah dari daratan induk umumnya tidak terintegrasi dengan baik oleh sistem kota sehingga aksesibilitas kawasan relatif sulit.
3.  Kawasan Perdagangan dan Jasa
Saat ini perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa terkonsentrasi pada bagian kawasan pusat kota serta pada beberapa koridor jalan utama kota. Kegiatan perdagangan umumnya terdiri atas pusat perbelanjaan retail dalam berbagai tingkatan skala pelayanan, seperti Mall atau Plaza, pertokoan, department store, rumah makan, pasar tradisional dan sebagainya. Kegiatan jasa seperti perhotelan, perbankan, pom bensin, jasa travel dan lain-lain, yang pada umumnya terdapat di kawasan pusat kota. Kawasan untuk kegiatan perdagangan dan jasa terdiri dari :
a.    Kawasan Komersial Pertokoan berada di sepanjang Jalan Bhayangkara, Jalan MT. Haryono, Jalan Diponegoro, Jalan A. Yani, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Gajahmada, Jalan Hasanudin dan Jalan Soekarno-Hatta.;
b.    Kawasan Sentra Komersial terdapat di Kelurahan Loktuan, Tanjung Laut Indah, Telihan. Pengembangan kawasan akan dilakukan ke Bontang Lestari;
c.    Sentra tradisional terletak di Bontang Baru.
4.  Kawasan Perkantoran
Kawasan Perkantoran di Kota Bontang terdapat di beberapa lokasi, yakni :
a.    Perkantoran pemerintahan dipusatkan di Bontang Lestari;
b.    Perkantoran swasta meliputi sepanjang Jalan Bhayangkara, Jalan MT. Haryono, Jalan Diponegoro, Jalan A. Yani, Jalan Slamet Riyadi, Jalan Gajahmada, Jalan Hasanudin dan Jalan Soekarno-Hatta.
5.  Kawasan Industri
Kawasan industri Kota Bontang yang eksis selama ini terdiri dari :
a.    Kawasan Industri Besar yang mencakup :
a)    Kawasan Industri serta pelabuhan PKT (Pupuk Kaltim) di Kelurahan Guntung dan Loktuan Kecamatan Bontang Utara;
b)    Kawasan Industri dan pelabuhan PT. Badak LNG di Kelurahan Satimpo Kecamatan Bontang Selatan;
c)    Rencana Pengembangan Kawasan Industri di BWK III Bontang Lestari yang letaknya terdapat di pusat kota dan memanfaatkan potensi laut atau akses laut untuk transportasi bahan baku dan distribusi hasil produksinya. Kawasan industri dilengkapi dengan sarana perumahan untuk karyawannya, yang relatif dalam kondisi sudah teratur dan baik kondisi lingkungannya. Kawasan industri ini dapat diakses oleh jaringan jalan kota yang layak/ memadai, dan terintegrasi dengan sistem kota.
b.    Industri Menengah Kecil.
Beberapa pertimbangan dalam arahan alokasi pemanfaatan lahan untuk kegiatan industri, antara lain :
a)    Minimalisasi biaya untuk pendistribusian (transport cost);
b)    Kedekatan dengan lokasi bahan baku dan/atau lokasi pemasaran;
c)    Keterkaitan dengan pergudangan;
d)    Perlu kedekatan dengan simpul-simpul pergerakan.
6. Kawasan Non-Perkotaan: Pertanian, Peternakan dan Perikanan
a.    Kawasan Pertanian
Sektor pertanian dalam perekonomian Kota Bontang bukan merupakan sektor unggulan, akan tetapi dengan melihat dari kondisi eksisting maka potensi tersebut masih bisa dikembangkan khususnya di Kelurahan Guntung yang memiliki perkebunan salak dan perkebunan lainnya. Wilayah pertanian pada rencana akan dialokasikan ruang sebesar 91 Ha. Untuk komoditas pertanian di Kota Bontang seperti jagung, kedelai, padi, pisang dan lain-lain belum memiliki kontribusi untuk meningkatkan pendapatan daerah.
b.    Kawasan Peternakan
Sama seperti sektor pertanian di atas, sektor peternakan bukan sektor unggulan Kota Bontang. Melihat fungsi Kota Bontang sebagai kota industri dan jasa maka perlu dipertimbangkan sebuah rencana pembuatan kawasan/zona khusus untuk pengembangan, pembibitan ternak dari berbagai macam varietas unggulan, serta RPH Kota Bontang. Kawasan ini direncanakan di Kelurahan Bontang Lestari berdekatan dengan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah, berdekatan pula dengan Hutan Kota sebagai Green belt kawasan ini. Rencana alokasi ruang untuk RPH seluas 14,9 Ha.
c.    Kawasan Perikanan Darat
Usaha perikanan wilayah darat atau kawasan pesisir di Kota Bontang adalah Perikanan Budidaya Perikanan Payau (Tambak). Arahan pengembangan untuk budidaya tambak adalah dengan melakukan revitalisasi lahan tambak yang sudah ada dan pembatasan pengembangan wilayah usaha atau percetakan tambak baru. Luas lahan tambak eksisting adalah seluas 135,6 ha.
d.    Kawasan Perikanan Laut
Area usaha kegiatan perikanan laut seluas 9.384 ha. Kawasan ini terdiri dari lahan bagi budidaya keramba jaring apung (ikan kerapu, ikan kakap merah), budidaya rumput laut eucheuma sp. dan kawasan konservasi perairan.

Sumber :
BPS Kota Bontang, 2013, Bontang dalam Angka. Bontang
Bappeda Kota Bontang, 2009, Naskah Akademik RTRW Bappeda, Bontang
---------------, 2011,Peraturan Daerah Kota Bontang No 08 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bontang Tahun 2011-2016. Bontang
---------------, 2011,Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Bontang Tahun 2005 – 2025. Bontang
---------------, 2011,Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang Tahun 2011 – 2030. Bontang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar